Halaman
45
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
IV
Hasil Budi Daya
Perhatikan gambar berikut ini!
Hasil budi daya merupakan wujud usaha yang bermanfaat dan memberi
nilai kehidupan manusia. Misalnya budi daya tambak, salak, dan kantong semar.
Bahkan, tanaman pohon jarak sudah dibudidayakan lagi.
Biji jarak dapat diolah
menjadi bahan bakar. Selain bermanfaat bagi manusia, bertanam biji jarak akan
membantu menjaga keseimbangan tanah.
Kamu dapat memperoleh informasi mengenai biji jarak dengan mendengar-
kan laporan perjalanan yang membahas biji jarak.
Repro:
Trubus
, Februari 2006
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
46
4 Teks Mendengarkan (halaman 162)
Mendengarkan dan Menganalisis Laporan
Kamu akan mendengarkan dan menganalisis laporan perjalanan.
Laporan perjalanan dapat dibuat setelah mengunjungi suatu tempat yang
indah dan mengesankan.
Laporan perjalanan dapat dibacakan. Saat
mendengarkan laporan perjalanan, kamu dapat menganalisis laporan perjalanan.
Kamu dapat menganalisis pokok-pokok laporan perjalanan dan urutan waktu
yang digunakan dalam laporan perjalanan.
A.
Sekarang lakukan kegiatan berikut ini!
1.
Dengarkan laporan perjalanan berikut yang akan dibacakan oleh
gurumu!
2.
Catatlah pokok-pokok laporan perjalanan tersebut!
3.
Catat pula pola urutan waktu dan tempat dalam laporan perjalanan
tersebut!
B.
Setelah kamu menuliskan pokok-pokok laporan perjalanan, kerjakan soal-soal yang
berkaitan dengan laporan perjalanan ”Dari Tambak, Salak, dan Kantong Semar”
berikut!
1. Bagaimanakah keadaan jalan yang dilalui penulis laporan perjalanan
tersebut?
2. Ke manakah penulis laporan perjalanan tersebut akan pergi?
3. Apa yang dilihat penulis sepanjang perjalanan menuju ke tempat
tersebut?
4. Apa yang dilihat penulis laporan ketika sampai di tepi tambak?
5. Apakah manfaat tanaman bakau yang terdapat di sepanjang pantai
tersebut?
6. Mengapa perasaan penulis laporan kagum ketika melihat blok tambak?
7. Mengapa perjalanan pulang dari tambak tersebut sangat mengesankan
penulis laporan?
8. Ke manakah perjalanan penulis laporan pada keesokan harinya?
9. Apa yang ditemui penulis laporan ketika sampai di Dusun Gunung
Karet, Desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta?
10. Apakah yang penulis lakukan ketika berkunjung ke Teluk Sangkima?
C.
Lakukan kegiatan di bawah ini!
1.
Kamu telah mencatat waktu dan tempat, analisislah keduanya!
a.
Bagaimana pola urutan waktu dalam laporan perjalanan tersebut?
b. Bagaimana pula pola urutan tempat dalam laporan perjalanan
tersebut?
2.
Laporkan hasil analisismu secara tertulis kepada gurumu!
47
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
Berwawancara dengan Narasumber
Kamu akan mengungkapkan berbagai informasi melalui kegiatan ber-
wawancara.
Kamu dapat memperoleh informasi dengan melakukan wawancara. Kamu
perlu menyiapkan pertanyaan sebelum berwawancara. Pertanyaan-pertanyaan
dalam wawancara tersebut akan memberikan jawaban yang akan menambah
informasimu mengenai suatu hal.
Agar lebih jelas, perankan wawancara berikut ini bersama teman sebangkumu!
Wawancara ini membahas mengenai penanaman pohon jarak sebagai alternatif pengganti
BBM yang harganya semakin melambung.
Pewawancara
:
”Selamat pagi, Pak. Saya bernama Astuti. Saya siswi kelas VIII
SMP Nusa Bangsa. Saya pernah mendengar bahwa
buah
jarak
ternyata dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti BBM.
Saya akan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan pembudidayaan dan penanaman pohon jarak.”
Narasumber
:
”Selamat
pagi. Silakan, saya siap menjawab.”
Pewawancara
:
”Benarkah buah jarak dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
pengganti bahan bakar minyak, Pak?”
Narasumber
:
”Benar, biji buah jarak dapat diolah menjadi minyak. Hasil penelitian
menyatakan bahwa kandungan minyak dari biji buah jarak sebanyak
32-–35% dari biji berbobot 0,4–0,6 g. Jumlah itu lebih banyak
dibanding buah kelapa sawit yang hanya 24%. Minyak jarak
diperoleh dengan cara pengepresan lalu diesterifikasi. Caranya,
dengan mencampurkan 40% metanol dan 1% katalis dari total
volume minyak jarak.”
Pewawancara
:
”Apa yang menyebabkan permintaan biodiesel sangat tinggi,
Pak?”
Narasumber
:
”Hal tersebut disebabkan oleh melambungnya harga BBM.
Selain itu, biodisel sangat ramah lingkungan.”
Pewawancara
:
”Mengapa biodiesel dikatakan ramah lingkungan?”
Narasumber
:
”Karena
biodiesel tidak menimbulkan emisi berbahaya seperti
plumbum dan logam berat.”
Pewawancara
:
”Jenis tanaman jarak apakah yang cocok dimanfaatkan menjadi
biodiesel, Pak?”
Narasumber
:
”Jarak pagar atau
Jatropha curcas.
Tanaman jarak ini dapat
tumbuh di lahan kritis asalkan drainase dan aerasinya baik.”
Pewawancara
:
”Bagaimana cara menentukan induk buah jarak yang unggul?”
Narasumber
:
”Ciri-cirinya adalah umur tanaman di atas lima tahun dan
menghasilkan minimal 2 kg biji kering per pohon per tahun.”
Pewawancara
:
”Bagaimana cara menanam bibit jarak?”
Narasumber
:
”Sebelum penanaman di lahan bukaan baru, hendaknya lahan
dicangkul atau dibajak sebanyak 2 kali. Setelah diratakan,
buatlah lubang tanaman berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm.
Jarak antarlubang tanam 2 m x 2 m. Setelah lahan siap, polibag
dilepas dari media bibit dan dimasukkan ke dalam lubang tanam.
Untuk bibit setek, bisa juga ditanam langsung di lahan yang
sudah siap. Masukkan sekitar 10–20 cm ke dalam lubang tanam,
lalu timbun dengan sisa tanah galian dan padatkan.”
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
48
Pewawancara
:
”Bagaimana dengan pemberian pupuknya, Pak?”
Narasumber
:
”Pertumbuhan di awal tanam, sangat menentukan produktivitas.
Jika tanaman kurang subur, berikan 2 kg kompos atau pupuk
kandang. Pada tahun kedua dan seterusnya, berikan 2,5–5 ton
pupuk kandang ditambah 50 kg Urea, 150 kg SP-36, dan 30
kg KCl per hektare.”
Pewawancara
:
”Apakah tanaman jarak juga perlu disemprot dengan obat
pestisida?”
Narasumber
:
”Ya, karena pada tanaman jarak terdapat hama penggerek
batang dan penyakit busuk pangkal batang. Untuk
mengendalikan penggerek batang, semprotkan pestisida nabati
dari biji mimba. Untuk mengantisipasi penyakit busuk pangkal
batang, semprotkan Copper-oxychlorida 0,2%.”
Pewawancara
:
”Pada umur berapakah tanaman jarak dapat dipanen?”
Narasumber
:
”Setelah tanaman jarak berumur 6 bulan, buah jarak siap
dipanen. Buah jarak dibiarkan kering hingga berwarna cokelat
kehitaman baru dipanen.”
Pewawancara
:
”Wah, ternyata
sangat mudah membudidayakan tanaman jarak
itu. Terima kasih atas penjelasan Bapak. Saya yakin penjelasan
ini akan bermanfaat bagi saya dan yang lainnya.”
Narasumber
:
”T
erima kasih kembali.”
Disadur dari: www.trubus-online.com
Lakukan kegiatan berikut ini!
1.
Perhatikan kembali teks wawancara tersebut!
2.
Bagaimana etika wawancara yang dilakukan pewawancara dan narasumber
dalam teks wawancara tersebut?
3.
Simpulkan etika berwawancara tersebut dengan teman sebangkumu!
4.
Setelah seluruh siswa membuat kesimpulan tentang etika wawancara,
lakukan diskusi kelas mengenai etika wawancara yang baik dan benar!
5.
Tariklah kesimpulan secara umum!
6.
Praktikkan kesimpulan diskusi kelas tersebut pada waktu kamu mengadakan
kegiatan wawancara!
Tugas Rumah
1.
Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima siswa per kelompok!
2.
Tentukan topik wawancara!
3.
Tentukan tokoh (narasumber) yang akan diwawancarai!
4.
Hubungi narasumber yang akan diwawancarai!
5.
Ungkapkan niat kelompokmu serta tentukan pula waktu dan tempat untuk
melakukan wawancara dengan narasumber tersebut!
6.
Siapkan daftar pertanyaan untuk wawancara!
7.
Lakukan wawancara dengan narasumber sesuai dengan etika berwawancara
yang baik! Ingat, bersikaplah sopan dan jagalah suasana tetap informal dan
terbuka!
8.
Setelah melakukan wawancara, rangkumlah hasil wawancara tersebut.
Kemudian, ungkapkan secara lisan di depan kelas! Buatlah laporan secara
tertulis dan kumpulkan kepada guru bahasa Indonesia.
49
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
Repro:
Trubus
435, Februari 2006
Membaca Denah
Kamu akan membaca memindai tempat dan arah yang tertera pada denah.
Kamu dapat memelihara lobster air tawar dan menanam selada dengan
teknik yang baik. Caranya mengikuti pelatihan dan praktik yang
diselenggarakan oleh Kayu Indah Lobster Training Center. Kamu dapat
mendaftarkan diri ke tempat tersebut dengan membawa denah Kayu Indah
Lobster Training Center.
Kamu dapat membaca denah dengan teknik memindai. Hal ini akan
memudahkan kamu memperoleh informasi dari denah secara cepat.
Bacalah bacaan di bawah ini dengan saksama!
Lobster Dipanen, Selada Dipetik
David Attawater, seorang hobiis lobster
yang
berasal dari Australia memelihara
lobster
dan selada
secara bersamaan. Di halaman rumahnya hanya
terdapat barisan tanaman selada di atas talang
hidroponik dan beberapa kolam fiber tertutup
styrofoam.
Terobosan terbaru di dunia lobster itu disebut
sistem ekoponik. Sebab sistem tersebut memadukan
sistem akuaponik dengan hidroponik. Menurut David,
prinsip teknik ini adalah air berputar dari satu kolam
ke kolam lain tanpa ada yang terbuang. Teknik itu
dapat dilakukan di lahan yang sempit dan sumber air
yang terbatas. Ekoponik yang dibuat oleh David itu
terdiri atas kolam ikan berukuran 3,4 m × 1 m × 1 m
berisi ikan air tawar. Ada tiga talang NFT sepanjang
masing-masing tiga m. Masing-masing talang itu
ditanami oleh selada hijau. Selain itu, ada dua
tumpukan styrofoam sebagai biofilter, kolam
permanen yang dilengkapi tanaman air, tangki
pembersih racun, dan kolam lobster berukuran
1,5 m × 0,5 m × 0,5 m. Setiap bagian dihubungkan
dengan pipa PVC berdiameter 3,5 cm sepanjang
2–3 meter. Di
ujung pipa diberi lubang sebanyak
15–20 buah sebagai tempat keluar air sekaligus aerator.
Bagaimanakah cara kerja teknik ekoponik
tersebut? Sebanyak 500–600 liter air dalam kolam
ikan menjadi sumber air utama bagi sistem ekoponik.
Dari sana air dialirkan ke kolam lobster dan talang
hidroponik. Supaya air terbebas dari nitrat, amonium,
dan polutan yang beracun, sebelumnya air
dimasukkan ke dalam kolam berisi tanaman paku-
pakuan. Tanaman tersebut bertugas sebagai
penyerap kelebihan nitrat yang berbahaya bagi
lobster.
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
50
Ternyata teknik ekoponik tersebut kini mulai dilirik
di Indonesia. Menurut Ir. Cucun Setiawan, peternak
lobster itu berpendapat bahwa lobster sistem
ekoponik dapat diterapkan asalkan pasokan air bebas
racun. Jika ada pembaca berminat ingin mencoba
beternak lobster air tawar dan sekaligus menanam
selada, pembaca dapat mengikuti pelatihan dan
praktik yang diadakan oleh Kayu Indah Lobster Train-
ing Center. Balai latihan tersebut terletak di Kampung
Kayu Manis RT 02/01 No. 19 Kelurahan Cibadak,
Bogor. Untuk lebih jelasnya letak balai latihan tersebut
dapat dilihat pada denah berikut ini.
Keterangan:
TBB = Terminal Bus Baranangsiang
KRB = Kebun Raya Bogor
PS
= Pasar Induk Kemang
= rel kereta api
= masjid
Sumber:
Trubus
No. 435, Februari 2006
Di dalam bacaan tersebut memuat dua jenis denah. Menurut
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
, kata denah mempunyai dua arti. Arti yang pertama denah adalah
gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, dan sebagainya. Adapun arti yang
kedua denah adalah gambar rancangan (rumah, bangunan, dan sebagainya.).
Perhatikan kedua denah yang terdapat dalam bacaan ”Lobster Dipanen,
Selada Dipetik”! Denah pertama merupakan denah ruangan. Adapun denah yang
kedua adalah denah suatu tempat. Dalam kedua denah tersebut, terdapat
penggunaan simbol-simbol. Simbol tersebut digunakan agar orang yang
menggunakan denah tersebut mengetahui maksud dan arti dari tiap simbol, maka
dibuatlah keterangan gambar.
Kamu dapat menjumpai arah mata angin dalam denah. Kegunaan arah mata
angin dalam denah adalah agar setiap orang yang menggunakan denah tersebut
mengetahui posisi atau letak suatu tempat.
A.
Lakukan kegiatan berikut ini!
1.
Cermati kembali denah tempat yang terdapat dalam bacaan ”Lobster
Dipanen, Selada Dipetik”!
2.
Seandainya kamu berada di salah satu tempat yang terdapat di dalam
denah tersebut. Kerjakan soal-soal di bawah ini!
U
↑↑
↑↑
↑
Masjid Al Muqarabin
51
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
Menulis Naskah Drama
Kamu akan menulis kreatif naskah drama dengan memperhatikan keaslian
ide dan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.
a.
Kamu berada di depan Terminal Bus Baranangsiang. Menghadap
ke arah manakah terminal tersebut?
b.
Di sebelah manakah letak Kebun Raya Bogor?
c.
Menuju ke arah manakah jika kamu hendak pergi ke Pasar Induk
Kemang?
d. Kamu berada di depan Jogja Dept. Store. Kamu hendak pergi ke
Kayu Indah Lobster Training. Menuju ke arah mana sajakah untuk
sampai di tempat tersebut? Jelaskan!
B.
Kerjakan bersama teman sebangkumu!
Ceritakan secara singkat dan jelas perjalananmu dari depan Terminal Bus
Baranangsiang sampai ke Kayu Indah Lobster Training!
Langkah-Langkah Mengubah Cerita Menjadi Naskah Drama
Kamu dapat menyusun naskah drama berdasarkan cerita. Kamu dapat
mencari ide cerita, kemudian mengubahnya menjadi bentuk naskah drama.
Di samping itu, kamu dapat mengubah cerita menjadi naskah drama.
1.
Membaca dengan saksama cerita yang akan diubah menjadi naskah
drama. Hal-hal yang harus kamu temukan saat membaca cerita sebagai
berikut.
a.
Latar cerita (latar waktu, latar tempat, atau latar suasana)
Latar yang kamu temukan akan diubah menjadi
setting
dalam
naskah drama yang kamu buat.
b.
Tokoh-tokoh dan perwatakannya
Tokoh-tokoh yang kamu temukan dalam cerita akan menjadi pelaku
dalam naskah drama.
Contoh:
Tokoh Martini :
Wanita setengah baya, seorang ibu rumah
tangga, emosional, rendah diri, dan sangat
mencintai suami serta anak-anaknya
c.
Teknik menentukan karakter tokoh dalam cerita
Pelukisan tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan menjadi dua teknik,
yaitu teknik analitik dan teknik dramatik.
1) Teknik analitik/secara langsung
Teknik analitik menggambarkan watak/karakter tokoh secara
langsung dengan menyebutkan sifat, watak, tingkah laku, dan
ciri fisik tokoh.
2) Teknik dramatik
Teknik dramatik tidak menggambarkan karakter tokoh secara
langsung.
Pada pelajaran ini kamu akan menulis naskah drama berdasarkan kaidah
penulisan naskah drama. Sebelumnya, kamu dapat berlatih mengubah cerpen
menjadi naskah drama.
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
52
Karakter tokoh digambarkan sebagai berikut.
a) Percakapan sang tokoh atau tokoh lain.
b) Tingkah laku atau perbuatan tokoh yang mencerminkan
sifat.
c)
Pikiran sang tokoh atau tokoh lain.
d) Tempat atau lingkungan sang tokoh.
2.
Mencatat dialog/percakapan yang terdapat dalam cerita.
Contoh:
. . . .
”Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika saya
senam pagi . . . .”
Kalimatnya terpotong. Kemudian ia menghambur ke kamar. Ia
menunggu suaminya masuk ke kamar.
”Saya menyesal,” kata Martini lagi, mencoba menekan perasaanya
sampai wajahnya basah bergetar menahan gejolak.
Sesaat keheningan melayang sangat tajam. Kemudian terdengar
suara Suseno yang dingin penuh kepercayaan.
”Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?”
. . . .
3.
Mengubah dialog/percakapan yang terdapat dalam cerpen menjadi dia-
log/percakapan dalam naskah drama.
Contoh:
Martini :
(
Masuk ke dalam ruangan dengan mata terbelalak dan napas tertahan
)
Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika
saya senam pagi . . . .
(
Kalimat tidak diteruskan. Kemudian, lari ke kamar dan
menunggu suaminya masuk ke kamar
)
Suseno :
(
Mengikuti Martini dan duduk di sebelah Martini. Kemudian,
berkata dengan penuh kepercayaan
)
Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?
4.
Mengubah latar cerita menjadi
setting
pada drama.
Contoh:
Setting
:
Menggambarkan sebuah rumah dalam suasana yang
menegangkan. Ada ruang keluarga dan ruang tidur. Di
ruang keluarga terdapat sofa dan sebuah meja. Suseno dan
anaknya duduk di sofa. Suseno sedang membaca koran.
5.
Menulis naskah drama
Rangkaikan tokoh,
setting
, dan dialog yang telah kamu buat menjadi
sebuah naskah drama. Agar tidak membingungkan, buatlah terlebih
dahulu kerangka cerita. Kerangka cerita tersebut berdasarkan tahapan
alur cerita.
a.
Tahap perkenalan adalah tahap atau bagian yang menceritakan atau
membicarakan waktu, tempat terjadinya cerita, dan tokoh dalam
drama. Tahap perkenalan merupakan awal cerita drama.
b. Tahap pertikaian adalah tahap mulai terjadinya pertikaian atau
konflik antartokoh dalam drama.
c.
Tahap klimaks adalah tahap meruncing atau memuncaknya
pertikaian atau perselisihan dalam drama oleh para pelaku.
53
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
d. Tahap peleraian adalah munculnya peristiwa atau kejadian yang
memecahkan persoalan yang dihadapi oleh para pelaku.
e.
Tahap penyelesaian adalah bagian yang memperlihatkan tokoh
utama menyelesaikan persoalan. Tahap penyelesaian dapat
menyenangkan dapat pula menyedihkan.
Jangan lupa berikan judul pada naskah drama tersebut. Judul naskah
dramamu dapat sama dengan judul cerita yang kamu ubah.
Lampu Kristal
. . . .
Semakin dekat Martini dengan rumahnya,
semakin ia merasa tercekam. Masa kini dan kemarin
berhamburan dan saling menyodok dirinya. Matanya
melebar. Sekarang semakin jelas bayangan suami dan
anak-anaknya.
Kini ia berada di tengah-tengah suami dan anak-
anak yang amat dicintainya. Martini memandanginya
dengan mata terbelalak dan napas tertahan. Martini
berdiri di sebuah sudut dan mulai berbicara dengan
kalimat-kalimat yang sepertinya sudah dihafal dengan
baik terlebih dahulu.
”Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu terjatuh
ketika saya senam pagi . . . .”
Kalimatnya terpotong. Kemudian ia menghambur
ke kamar. Ia menunggu suaminya masuk ke kamar.
”Saya menyesal,” kata Martini lagi, mencoba
menekan perasaannya sampai wajahnya basah
bergetar menahan gejolak.
Sesaat keheningan melayang sangat tajam.
Kemudian terdengar suara Suseno yang dingin penuh
kepercayaan.
”Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?”
Martini menjadi
kagok
. Bayangan lampu kristal
bergoyang. Ia merasa tercekam.
”Maaf, saya tahu hal ini bukanlah sepele.
Bukankah lampu itu lambang kebesaran keluarga
besarmu?”
Suaminya tertawa ganjil.
”Kamu jangan aneh, Tin. Buat saya, yang sudah
lewat, sudah habis. Kebesaran itu ada pada kita
sekarang.”
Kemudian suaminya melanjutkan membaca
koran. Martini betul-betul tidak tahan dan akhirnya
keluar dari kamar. Ia duduk di bawah bekas tempat
lampu kristal.
. . . .
Dikutip dari:
Noda Pipi Seorang Perempuan
,
Ratna Indraswari Ibrahim, Tiga
Serangkai, Solo, 2003
Berikut ini cerita ”Lampu Kristal” karya Ratna Indraswari Ibrahim dan
contoh naskah drama hasil ubahan cerita tersebut.
Lampu Kristal
Para Pelaku:
Martini
Suseno
Anak Martini dan Suseno
Setting
:
Menggambarkan sebuah rumah dalam
suasana yang menegangkan. Ada
ruang keluarga dan ruang tidur. Di
ruang keluarga terdapat sofa dan
sebuah meja. Suseno dan anaknya
duduk di sofa. Suseno sedang
membaca koran.
Martini :
(
Masuk ke dalam ruangan dengan mata
terbelalak dan napas tertahan
)
Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu
terjatuh sendiri ketika saya senam pagi
. . . .
(
Kalimatnya tidak diteruskan.
Kemudian, lari ke kamar dan menunggu
suaminya masuk ke kamar
)
Suseno :
(
Mengikuti Martini dan duduk di sebelah
Martini. Kemudian, berkata dengan
penuh kepercayaan
)
Peristiwa ini tidak usah diributkan,
bukan?
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
54
Martini :
(
Martini menjadi kagok
)
Maaf, saya tahu hal ini bukanlah sepele.
Bukankah lampu itu lambang kebesaran
keluarga besarmu?
Suseno :
(
Sambil tertawa ganjil
)
Kamu jangan aneh, Tin. Buat saya, yang
sudah lewat, sudah habis. Kebesaran itu
ada pada kita sekarang.
(
Suseno berdiri dan kembali ke ruang
keluarga. Kemudian, ia melanjutkan
membaca koran
)
Martini :
(
Keluar dari kamar dan duduk di bawah
bekas tempat lampu kristal
)
A.
Carilah sebuah cerpen yang memiliki banyak percakapan atau dialog. Kemudian,
ubahlah cerpen tersebut menjadi naskah drama!
Kamu telah mengubah cerpen menjadi naskah drama. Sekarang kamu akan
menulis naskah drama. Bagaimana cara menulis naskah drama? Perhatikan
penjelasan berikut.
Menulis Naskah Drama Berdasarkan Keaslian Ide
Sebuah naskah drama ditulis dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1.
Mengadakan observasi atau pengamatan
Observasi ini dilakukan untuk menentukan
setting
/latar dan tokoh.
Dalam sebuah observasi, seluruh indra kita harus bekerja. Misalnya,
kamu sedang berada di pantai. Pantai itu bisa kamu jadikan latar
tempat dalam naskah dramamu. Bisa jadi kamu mendengar suara
ombak. Suara ombak yang kamu dengar dapat kamu pakai untuk
memperkuat latar suasana.
2.
Penciptaan latar (
creating setting
)
Kamu dapat menciptakan sebuah latar dari hasil observasimu. Hasil
observasimu itu dapat berupa apa yang kamu lihat, kamu dengar,
kamu rasakan, atau kamu cium. Namun, kamu harus ingat bahwa
latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.
Contoh:
Latar tempat: tepi pantai.
Latar waktu: senja hari.
Latar suasana: menyenangkan.
3.
Penciptaan tokoh hidup (
freshing out character
)
Kamu dapat menciptakan seorang tokoh dari orang-orang yang kamu
lihat saat observasi. Misalnya, kamu melihat seorang anak saat
observasi. Anak itu dapat kamu ambil untuk menjadi tokoh dalam
naskah dramamu.
4.
Penciptaan konflik
Sebuah konflik yang kamu lihat saat observasi dapat kamu ubah
menjadi naskah drama. Misalnya, kamu melihat sebuah perkelahian.
Kamu dapat mengambil penyebab perkelahian itu menjadi sebuah
konflik dalam naskah dramamu. Kamu perlu tahu konflik adalah
pertentangan atau ketegangan dalam sebuah drama.
5.
Penulisan adegan
Adegan adalah bagian dari babak (bagian dari suatu drama). Latar,
tokoh hidup, dan konflik yang telah kamu ciptakan dapat langsung
kamu ubah menjadi sebuah adegan.
55
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
Contoh:
Konflik :
Berebut layang-layang putus.
Doni
:
Ton! Layang-layang
itu buat aku! Aku yang tahu lebih
dulu!
Anton :
Enak saja! Kamu yang lihat, tapi aku yang
ngambil
! Jadi,
aku yang berhak mendapat layang-layang itu!
Doni
:
Tidak
bisa! Kamu curang!
Anton :
Curang? Apa maksudmu aku curang?
. . . .
6.
Penulisan naskah drama
Rangkaikan adegan-adegan yang kamu buat menjadi sebuah babak.
Kemudian, babak-babak yang kamu buat rangkaikanlah menjadi
sebuah naskah drama.
Keenam langkah penulisan drama tersebut merupakan satu kesatuan
yang utuh. Jadi, kamu tidak bisa memisahkan keenam langkah tersebut.
Jika ingin menulis naskah drama yang baik, kamu harus mengikuti keenam
langkah tersebut.
B.
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Buatlah sebuah kelompok yang terdiri atas 3–4 siswa per kelompok!
2.
Anggota kelompok mengemukakan ide cerita dari pengalaman yang
pernah dialami!
3.
Pilihlah satu cerita dari pengalaman-pengalaman anggota kelompokmu
atau dari cerita-cerita dalam karya sastra Indonesia!
4.
Buatlah kerangka cerita drama berdasar cerita yang dipilih kelompokmu!
5.
Kembangkan kerangka tersebut menjadi sebuah naskah drama satu babak!
Kamu telah menulis naskah drama berdasarkan pengalaman. Coba amati
kembali naskah drama yang kamu buat apakah sudah menggunakan kaidah
atau aturan penulisan naskah drama dengan benar. Bagaimana kaidah atau
aturan penulisan naskah drama? Perhatikan penjelasan berikut.
Kaidah atau Aturan dalam Penulisan Naskah Drama
Ada beberapa aturan dalam penulisan naskah drama.
1.
Kalimat dalam naskah drama berupa kalimat langsung.
Contoh:
Handoyo: Kenapa kita tidak membawa kendaraan sendiri tadi?
2.
Sebelum petikan langsung diawali dengan penulisan titik dua (:).
Contoh:
Pemuda:
3.
Keterangan atau cara memerankan atau ekspresi tokoh ditulis di antara
tanda kurung dan ditulis dengan huruf kecil tanpa titik atau berawal
huruf besar tanpa titik.
Contoh:
(memandang lagi kepada sang Pemuda)
(Memandang lagi kepada sang Pemuda)
4.
Deskripsi tempat dan suasana ditulis seperti kalimat pada umumnya.
Contoh:
Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa
meja dan kursi.
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
56
C.
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Perhatikan kembali naskah drama yang telah kamu buat!
2. Koreksilah naskah drama yang kamu buat! Apakah sudah
menggunakan kaidah penulisan naskah drama dengan baik? Jika belum
benahilah naskah drama yang kamu tulis!
3.
Kumpulkan hasil pekerjaanmu kepada gurumu!
4.
Setelah dikoreksi guru, benahilah menurut saran dari gurumu!
5.
Simpanlah naskah drama yang telah kamu buat. Sewaktu-waktu jika
kamu disuruh bermain peran, perankan naskah drama tersebut bersama
kelompokmu!
Lakukan kegiatan di bawah ini!
1.
Lakukan pengamatan di sekitar rumah atau sekolahmu!
2.
Tentukan ide untuk menulis naskah drama!
3.
Tulislah naskah drama berdasarkan ide yang kamu temukan!
4.
Gunakan kaidah penulisan naskah drama!
5.
Kumpulkan naskah drama yang kamu buat kepada gurumu!
Perubahan Makna dan Kata Ganti Orang
Perhatikan kalimat berikut!
”Ah, pusing sekali rasanya kepalaku.
Kakak
, Kakak Anton, tolong!”
Kata
kakak
pada kalimat tersebut mengalami pergeseran makna.
Pergeseran makna disebut juga perubahan makna.
Sekarang perhatikan penjelasan berikut!
Macam-macam perubahan makna dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
1.
Generalisasi
(Perluasan makna)
Pergeseran makna meluas adalah perubahan makna sebuah kata dari
makna yang khusus/sempit ke makna yang lebih umum/luas.
2.
Spesialisasi
(Penyempitan makna)
Pergeseran makna menyempit adalah perubahan makna kata dari
makna yang lebih umum/luas ke makna yang lebih khusus/sempit.
3.
Sinestesia
Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi karena adanya
pertukaran anggapan antara dua indra yang berbeda.
4.
Asosiasi
Asosiasi adalah perubahan makna kata yang terjadi karena persamaan
sifat.
5.
Ameliorasi
(Peninggian makna)
Ameliorasi adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang
baru dirasakan lebih tinggi/hormat/halus daripada makna lama.
6.
Peyorasi
(Penurunan makna)
Peyorasi adalah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru
dirasakan lebih rendah daripada makna sebelumnya.
57
Cakap Berbahasa Indonesia Kelas VIII
Perhatikan pula kalimat berikut!
Kau
harus dibawa ke dokter.
Persona
Makna
Tunggal
Jamak
Netral
Eksklusif
Inklusif
Pertama
Kedua
Ketiga
saya, aku, ku-,
-ku
engkau, kamu,
Anda, dikau,
kau-, -mu
ia, dia, beliau, -
nya
kalian, kamu sekalian,
Anda sekalian
mereka
kami
kita
Kata ganti orang ini digunakan untuk mengganti nama orang atau kata-
kata kekerabatan, misalnya: bapak, ibu, kakak, paman, dan adik.
Coba cermatilah keterangan di bawah ini!
1.
Kata ganti pertama, kedua, dan ketiga tunggal adalah kata ganti yang
digunakan menggantikan seseorang atau satu orang.
2.
Kata ganti pertama, kedua, dan ketiga jamak adalah kata ganti yang
digunakan menggantikan banyak orang.
3.
Kata ganti beliau digunakan untuk mengganti seseorang yang
dihormati atau yang lebih tua.
D.
Salinlah kalimat-kalimat yang mengalami perubahan makna berikut ini. Kemudian,
berikan tanda pada kalimat-kalimat yang mengalami perubahan makna. Gunakan
tanda berikut!
Tanda + untuk perluasan makna (generalisasi)
Tanda – untuk penyempitan makna (spesialisasi)
Tanda untuk sinestesia
Tanda untuk asosiasi
Tanda
:
untuk peninggian makna (ameliorasi)
Tanda > untuk penurunan makna (peyorasi)
1.
(
)
Dewi dikenal sebagai
bunga
kelas.
2.
(
)
Para
sarjana
lah yang berhasil mengarungi samudra luas.
3.
(
)
Fitria merupakan
bintang
kelas di kelas VIIIB.
4.
(
)
Upacara penutupan perkemahan dipimpin oleh Kak Wawan,
selaku
kakak
pembina.
5.
(
)
Akhirnya Vita lulus sebagai
sarjana
farmasi.
E.
Buatlah kalimat demgan menggunakan kata ganti!
>
>
Rangkuman
Perjalanan yang dilakukan seseorang memerlukan laporan. Laporan
perjalanan meliputi waktu kegiatan, peserta, tempat yang dituju, tujuan perjalanan,
dan hasil perjalanan. Laporan tersebut disusun secara sistematis. Laporan
perjalanan dapat dikembangkan dengan pola urutan waktu dan ruang. Agar
Pelajaran IV Hasil Budi Daya
58
laporan yang disusun tepat, perlu analisis terhadap laporan yang dibuat. Analisis
tersebut dilakukan dengan menganalisis pola urutan waktu atau ruang laporan
tersebut. Dengan hasil analisis tersebut, hasil laporan menjadi lebih sempurna.
Hasil pertanian melimpah berkat kerja keras para petani. Kamu dapat
mengetahui usaha para petani dengan melakukan wawancara. Sebelum
melakukan wawancara, kamu harus menyusun daftar pertanyaan, membuat
janji dengan narasumber, dan menyiapkan perlengkapan wawancara.
Berwawancara dilakukan dengan etika wawancara. Gunakan bahasa yang baik
dan bersikap sopan. Dengan memperhatikan cara tersebut, wawancara yang
dilakukan berhasil. Setelah melakukan wawancara, kamu perlu membuat
laporan hasil wawancara.
Hasil pertanian sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kamu dapat
mengetahui bermacam-macam hasil pertanian dengan mengunjungi daerah
penghasil pertanian. Kamu dapat menemukan daerah tersebut dengan cepat
jika memiliki denah. Denah tempat akan memudahkan mencari letak suatu
tempat. Denah tersebut dilengkapi arah mata angin, nama jalan, nama bangunan
umum dan bangunan terkenal.
Perjalananmu mengunjungi tempat penghasil pertanian tentu
mengasyikkan. Kamu dapat menuliskan hasil kunjungan dan perjalanan dalam
bentuk cerita. Selain itu, kamu juga dapat menyusun hasil kunjungan dan
wawancara dalam bentuk drama. Untuk menyusun naskah drama, kamu harus
menentukan tema, latar, tokoh dan karakter tokoh. Kemudian, tulislah
percakapan antartokoh. Kamu juga perlu memberikan keterangan tentang
ekspresi dan gerak tokoh. Selain itu, kamu juga perlu menuliskan latar drama
tersebut. Dengan mengikuti urutan menyusun naskah drama dengan benar,
naskah drama yang dihasilkan menarik dan memuaskan.
Refleksi
Evaluasi Pelajaran IV
Pada pelajaran ini kamu telah menganalisis laporan perjalanan,
berwawancara, membaca denah, dan menulis drama. Apakah kamu sudah dapat
menguasai pembelajaran tersebut? Jika jawabanmu
ya
, berarti kamu sudah dapat
melakukan pembelajaran dengan baik. Jika jawabanmu
tidak,
kamu harus
berusaha belajar kembali hingga menguasai pembelajaran tersebut.
Kerjakan soal-soal di bawah ini!
1.
Buatlah laporan perjalanan sederhana! Kemudian, tukarkan dengan teman
sebangkumu. Tanggapilah laporan perjalanan tersebut!
2.
Buatlah denah sederhana. Kemudian, jelaskan kepada teman sebangkumu!
3.
Baca kembali wawancara di depan. Rangkumlah isi wawancara tersebut!
4.
Apakah kegunaan daftar pertanyaan pada kegiatan wawancara?
5.
Sebutkan lima tata cara dan sopan santun yang harus diperhatikan saat
melakukan wawancara!
6.
Apa saja yang harus dilakukan jika akan melakukan wawancara dengan
narasumber?